

- Musrenbangdes Desa Prapagkidul
- Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa MUSRENBANGDES PERUBAHAN RPJM DES Tahun Anggaran 2025 – 20230 Desa Gumawangrejo
- Musrenbangdes Desa Pangkalan
- Musrenbangdes Desa Tasikmadu
- penyaluran BLT DD Triwulan 1 Desa Prapagkidul
- rapat Paripurna DPRD Kabupaten Purworejo
- Sosialisasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Tahun 2025 di Desa Waru
- Pengukuhan Ketua Tim Pembina Posyandu 49 Desa di Kecamatan Pituruh masa bakti 2025-2030
- Rapat Korrdinasi Pimpinan (Rakorpim) Triwulan 1 Tahun 2025
- Sosialisasi dan Pembentukan Tim Penyusunan RPJMDes Tahun 2023 – 2031 Desa Kalikotes
Cepetan Kesenia Tari Legendaris dari Desa Prapaglo, Kecamatan. Pituruh
Bicara kesenian Kabupaten Purworejo adalah kota dengan segudang seni dan budaya, salah satunya kesenian yang tidak asing yaitu kesenian tarian ndolalak. Tidak hanya itu, ada kesenian lain yang belum banyak orang tahu yaitu Kesenian Cepetan dari Desa Prapaglor, Pituruh. Kesenian ini tidak lepas dari sosok bapak Ponijan yang merupakan sesepuh yang paling berpengaruh di kesenian ini. Kesenian ini tidak ada yang mengetahui tanggal persisnya didirikan, namun sejak tahun 1985 an sudah ada. Anggota dari kesenian ini sebanyak 13 orang, yang sudah turun temurun dua generasi rabu 9 Juli 2019 Cepetan ini diketuai oleh Bapak Suroso warga Desa Prapaglor RT/RW 02/04, dukuh Bojongkidul. Cep[etan juga mempunyai nama keren yaitu Gobyuggan. Awal mula alat musik yang digunakan sangat sederhana, hanya dengan menggunakan gamelan Jawa dan Gong Bumbung. Pada saat ini alat musik sudah dikreasikan ditambah alat musik calung dan pemain memakai topeng. Kostum lucu, yang mengandung gelak tawa bagi orang yang melihatnya. Ada salah satu pemain yang membawa bendera merah putih dengan mempunyai makna sebagai wujud melestarikan kesenian lokal yang berda di Indonesia. Kesenian ini juga terus dikembangkan kreasinya supaya orang melihat tidak bosan dengan tariannya. Konon kesenian ini hanya tampil dan bermain dalam acara tertentu, seperti sedekah bumi, acara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia 17 Agustus. Slamet anggota cepetan mengungkapkan, bergabung dengan kesenian ini tidak lain sebagai nguri-nguri kebudayaan lokal yang ada di desa tercinta. Jangan sampai kesenian ini punah tanpa ada generasi penerus, karena kesenian ini merupakan warisan budaya yang harus tetap ada walaupun seiring dengan pperkembangan jaman yang semakin maju ini. kita sebagai generasi muda haruslah tetap mengembangkan kesenian ini apalagi kesenian yang ada di Desa kita sendiri. Wajiblah kita bangga dengan kebudayaan kita sendiri jangan sampai di ambil oleh pihak lain (luar negeri)