Atasi Ketiadaan Air Irigasi, Warga di Dua Kecamatan Gotong Royong Bangun Bendungan Darurat

By ADMIN 06 Jan 2020, 09:04:33 WIB Kegiatan

PITURUH, (pituruhnews.com)— Ambrolnya bendungan Kedunggupit Wetan yang telah terjadi sejak 3 tahun lalu mulai dirasakan dampaknya saat ini karena fungsinya sebagai substitusi irigasi dari Waduk Wadaslintang yang sampai saat ini belum bisa mengairi sawah dikarenakan ketinggian air masih di bawah ambang batas ketinggian air yang dapat dialirkan ke saluran irigasi yakni 157 cm dari minimal ketinggian air 165 cm untuk dialirkan. Guna mencari solusi dari masalah tersebut, maka jajaran pemerintah Kecamatan Pituruh mengadakan pertemuan di Aula Kecamatan Pituruh dengan dihadiri unsur perwakilan dari forkompimca, polsek, koramil, dan warga dari 23 desa terdampak dari Kecamatan Pituruh dan Kemiri, pada Jumat (03/01/2020) mulai pukul 09.00 - 11.30 WIB.

Camat Pituruh Yudhie Agung Prihatno, S.STP menjelaskan bahwa dari hasil pertemuan tersebut  disepakati langkah-langkah penanggulangan antara lain akan dibangun bendungan kedunggupit wetan secara gotong royong dari desa-desa terdampak bekerja sama dengan PSDA Prabolo, BBWSO, dan DIN PUPR Purworejo. Bendungan tersebut bersifat darurat dari bambu dan krokos yg dimasukkan karung dengan tujuan membuat aliran sungai kedungupit masuk ke DI Kedunggupit wetan. 

Selanjutnya bersamaan dengan kegiatan tersebut PSDA Prabolo akan menormalisasi saluran masuk dari sungai Kedunggupit dengan alat berat. "Dari 23 desa terdampak diminta membantu menyediakan bambu sebanyak 4000 batang dan kerja bakti mengisi karung dengan krokos.  Untuk karung-karung tersebut akan disediakan oleh BBWSSO dan DIN PUPR Purworejo. Selanjutnya untuk kebutuhan tiang pancang dan tenaga pemasangannya akan disiapkan oleh PSDA Prabolo." ungkap Camat Pituruh.




Video Terkait:

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Instagram

Twitter


Counter Pengunjung